Minggu, 03 November 2013

ISOLASI SENYAWA ALKALOID

I. URAIAN UMUM ALKALOID 
  
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloda berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luar dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua jenis alkaloida mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan dalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Hampir semua alkaloida yang ditemukan di alam mempunyai keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat beracun tapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin, dan stiknin adalah alkaloida yang terkenal dan mempunyai efek sifiologis dan psikologis. Alkaloida dapat ditemukan seperti biji, daun, ranting dan kulit batang. Alkaloida umumnya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan.

II. ISOLASI ALKALOID
Satu-satunya sifat kimia alkaloid yang paling penting adalah kebasaannya. Metode pemurnian dan pencirian ialah umumnya mengandalkan sifat ini, dan pendekatan khusus harus dikembangkan untuk beberapa alkaloid misalnya rutaekarpina, kolkhisina, risinina) yang tidak bersifat basa. 
Umumnya isolasi bahan bakal sediaan galenik yang mengandung alkaloid dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1.      Dengan menarik menggunakan pelarut-pelarut organik berdasarkan azas Keller. Yaitu alkaloida disekat pada pH tertentu dengan pelarut organik. Prinsip pengerjaan dengan azas Keller yaitu alkaloida yang terdapat dalam suatu bakal sebagai bentuk garam, dibebaskan dari ikatan garam tersebut menjadi alkaloida yang bebas. Untuk itu ditambahkan basa lain yang lebih kuat daripada basa alkaloida tadi. Alkaloida yang bebas tadi diekstraksi dengan menggunakan pelarut –pelarut organic misalnya Kloroform. Tidak dilakukan ekstraksi dengan air karena dengan air maka yang masuk kedalam air yakni garamgaram alkaoida dan zat-zat pengotor yang larut dalam air, misalnya glikosida-glikosida, zat warna, zat penyamak dan sebagainya. Yang masuk kedalam kloroform disamping alkaloida juga lemaklemak, harsa dan minyak atsiri. Maka setelai alkaloida diekstraksi dengan kloroform maka harus dimurnikan lagi dengan pereaksi tertentu. Diekstraksi lagi dengan kloroform. Diuapkan, lalu didapatkan sisa alkaloid baik dalam bentuk hablur maupun amorf. Ini tidak berate bahwa alkaloida yang diperoleh dalam bentuk murni, alkaloida yang telah diekstaksi ditentukan legi lebih lanjut. Penentuan untuk tiap alkaloida berbeda untuk tiap jenisnya. Hal-hal yang harus diperhatikan pada ekstraksi dengan azas Keller, adalah :
a.         Basa yang ditambahkan harus lebih kuat daripada alkaloida yang akan dibebaskan dari ikatan garamnya, berdasarkan reaksi pendesakan.
b.      Basa yang dipakai tidak boleh terlalu kuat karena alkaloida pada umumnya kurang stabil.
c.       Setelah bebas, alkaloida ditarik dengan pelarut organik tertentu, tergantung kelarutannya dalam pelarut organik tersebut.
Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air yang diasamkan yang melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium karbonat dan sebagainya dan basa bebas diekstaksi dengan pelarut organik seperti kloroform, eter dan sebagainya. Radas untuk ekstraksi sinabung dan pemekatan khusunya digunakan untuk alkaloid yang tidak tahan panas. Beberapa alkaloid menguap seperti,nikotina dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutanmyang diabasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam danmmengandung alkaloid dapat dibasakan dan alkaloid diekstaksim dengan pelarut organik , sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut dalam air tertinggal dalam air. Cara lain yang berguna untuk memperoleh alkaloid dari larutan asam adalah dengan penjerapan menggunakan pereaksi Lloyd. Kemudian alkaloid dielusi dengan dammar XAD-2 lalu diendapkan dengan pereaksi Mayer atau Garam Reinecke dan kemudian endapan dapat dipisahkan dengan cara kromatografi pertukaran ion. Masalah yang timbul pada beberapa kasus adalah bahwa alkaloid berada dalam bentuk terikat yang tidak dapat dibebaskan pada kondisi ekstraksi biasa. Senyawa pengkompleksnya barangkali polisakarida atau glikoprotein yang dapat melepaskan alkaloid jika diperlakukan dengan asam.
2.      Pemurnian alkaloida dapat dilakukan dengan cara modern yaitu dengan pertukaran ion.
3.      Menyekat melalui kolom kromatografi dengan kromatografi partisi.
Cara kedua dan ketiga merupakan cara yang paling umum dan cocok untuk memisahkan campuran alkaloid. Tata kerja untuk mengisolasi dan mengidentifikasi alkaloid yang terdapat dalam bahan tumbuhan yang jumlahnya dalam skala milligram menggunakan gabungan kromatografi kolom memakai alumina dan kromatografi kertas.

CONTOH  ISOLASI NIKOTIN TEMBAKAU

Cara Kerja

1.Dipotong-potong 10 gram daun tembakau kering atau tembakau daricerutu. Masukkan ke dalam gelas kimia 400 ml.

2.Ditambahkan 100 ml larutan NaOH 5%. Aduk menggunakan batang pengaduk selama 20 menit.

3.Campuran dalam gelas kimia disaring dengan menggunakan corongBuchner tanpa kertas saring. Ditekan daun tembakau dalam corong Buchner menggunakan bagian bawah gelas kimia

4.Daun tembakau dikembalikan ke dalam gelas kimia, ditambahkan 30 mlair, diaduk. Disaring menggunakan corong Buchner.

5.Untk menghilangkan partikel (daun tembakau) dalam hasil saringan(filtrate), filtrate disaring dengan menggunakan corong gelas yang diberiglasswool.

6.Filtrat dimasukkan ke dalam corong pisah, ditambahkan 30 mldiklorometan, dikocok. Tutup corong pisah dibuka setiap kali selesaimengocok. Dipisahkan lapisan diklorometan ke dalam labu Erlenmeyer.Ditambahkan lagi 30 ml diklorometan ke dalam sisa cairan (lapisan air) kedalam corong pisah, dikocok. Dipisahkan lapisan diklorometan. Langkahekstraksi ini dilakukan sampai semua nikotin terekstrak ke  dalamdiklorometan. Dikumpulkan semua lapisan diklorometan. Ekstraksi ini dapat juga dilakukan menggunakan eter.

7. Diuapkan diklorometan menggunakan rotary vacuum evaporator 
.Penguapan diklorometan atau eter dilakukan menggunakan teknik  penguapan dengan pengurangan tekanan dan jangan menggunakan api.Penguapan diklorometan atau eter dapat pula menggunakan teknik denganset alat.

8.Ditambah 1 ml air suling ke dalam sisa penguapan, aduk perlahan-lahan,ditambahkan 4 ml methanol, disaring dengan menggunakan corong gelasyang diberi glass wool.
Dituangkan 5 ml methanol ke atas glasswool untuk mencuci glasswool  nya. Disatukan kedua larutan methanol.

9.Ditambahkan 10 ml larutan jenuh asam pikrat dalam methanol.

10.Disaring nikotin dipikrat padat menggunakan corong Buchner (digunakan kertas saring).

11.Dimurnikan nikotin, dipikrat ; dengan rekristalisasi.


PERMASALAHAN :
1.  Pada artikel sy diatas pada isolasi alkaloid Hal-hal yang harus diperhatikan pada ekstraksi dengan azas Keller, adalah :        
     1. Basa yang ditambahkan harus lebih kuat daripada alkaloida yang akan dibebaskan dari ikatan garamnya, berdasarkan reaksi pendesakan. 
           2.  Basa yang dipakai tidak boleh terlalu kuat 
yang menjadi pertanyaan saya : 
pada isolasi menggunakan azas keller, basa yang di tambahkan harus lebih kuat dari basa alkaloid yang akan dibebaskan dari ikatan garamnya,namun tidak boleh menggunakan basa yang terlalu kuat, bisakah anda menjelaskan maksudnya bagaimana? dan kenapa basa yang dipakai tidak boleh terlalu kuat,padahal di jelaskan bahwa basa yg di tambahkan tersebut harus lebih kuat daripada alkaloidanya? dan tolong beri salah satu contoh basa yang harus lebih kuat daripada alkaloida tp tidak boleh terlalu kuat.

2.Pada isolasi nikotin dari tembakau cara kerjanya pada langkah ke-7 dijelaskan  "Diuapkan diklorometan menggunakan rotary vacuum evaporator. Penguapan diklorometan atau eter dilakukan menggunakan teknik  penguapan dengan pengurangan tekanan dan jangan menggunakan api.Penguapan diklorometan atau eter dapat pula menggunakan teknik dengan set alat"
yang sy tnykan Mengapa pada isolasi senyawa Nikotin dari tembakau proses penguapan ini menggunakan teknik penguapan pengurangan tekanan mengapa tidak menggunakan penguapan api? Apa pengaruh kedua penguapan tersebut terhadap hasil yang diperoleh?

terimakasih.

2 komentar:

  1. baiklah saudari febe saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda, yang dimaksud dengan basa yang digunakan harus lebih kuat dari alkaloid dan tidak boleh terlalu kuat, menurut saya maksudnya begini, jika kita akan mengisolasi suatu alkaloid berarti kita lihat dulu jenis alkaloidnya, sifat kebasaannya seperti apa, jadi kita bisa menentukan basa yang lebih kuat dari alkaloid tersebut tetapi basa yang kita gunakan ini juga jangan terlalu kuat. basa yang kita gunakan sifat kebasaannya itu harus melebihi basa alkaloid tetapi tidak boleh terlalu kuat.
    dan kenapa harus demikian karena basa yang dipakai tidak boleh terlalu kuat karena alkaloida pada umumnya kurang stabil. Pada pH tinggi ada kemungkinan akan
    terurai, terutama dalam keadaan bebas, terlebih bila alkaloida tersebut dalam bentuk ester, misalnya : Alkaloid Secale, Hyoscyamin dan Atropin.
    Sehingga agar tidak terurai digunakan basa kuat yang tidak terlalu kuat.
    untuk pertanyaan yang lain saya belum dapat jawabannya. trims semoga dapat membantu.

    BalasHapus
  2. baiklah saudara febe saya akan menjawab pertanyaan anda yang no 2
    Mengapa pada isolasi senyawa Nikotin dari tembakau proses penguapan ini menggunakan teknik penguapan pengurangan tekanan mengapa tidak menggunakan penguapan api?
    hal ini disebakan oleh sifat Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi, terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi ini sering berupa N-oksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang lama. Oleh sebab itu hanya perlu dilakukan penguapan tidak perlu menggunakan panas yang tinggi .
    terima kasih

    BalasHapus