Jumat, 15 November 2013

BIOAKTIVITAS FLAVONOID ( ISOFLAVON) PADA KACANG KEDELAI

 
              Flavonoid mempunyai manfaat yang beragam terhadap organisme sehingga tumbuhan yang mengandung flavonoid umumnya digunakan dalam pengobatan tradisional. Tumbuhan yang secara tradisional digunakan untuk mengobati gangguan fungsi hati ternyata mengandung komponen aktif senyawa flavonoid yang mempunyai aktivitas antioksidan. Selain itu flavonoid juga mempunyai aktivitas sebagai inhibitor kuat pernapasan. Senyawa ini juga merupakan penampung yang baik bagi radikal hidroksi dan superhidroksi sehingga dapat melindungi membran lipid terhadap reaksi yang merusak. Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik dan dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi, baik secara enzim maupun non enzim.
Isoflavon adalah salah satu senyawa yang termasuk golongan flavonoid dan merupakan bagian terbesar dalam golongan tersebut. Isoflavon yang ditemukan pada Leguminoceae berjumlah cukup besar yaitu sekitar 0,25%. Sebanyak 99% isoflavon pada kedelai berupa glikosida dan terdiri dari 64% genistin, 23% daidzin, dan 13% glisitin 7-0- B-glikosida (Naimetal., 1974).
Beberapa penelitian rnenunjukkan bahwa isoflavon kedelai dapat rnengurangi resiko osteoporosis (Messina,1999a). lsoflavon rnemiliki struktur kimia yang sangat mirip dengan hormon estrogen dan obat osteoporosis ipriflavon yang rnerupakan isoflavon sintetis. Estrogen dan ipriflavon telah diketahui dapat rnelindungi densitas mineral tulang wanita postrnenopouse.
 Peranan isoflavon dalam membantu menurunkan osteoporosis juga telah diteliti. Konsumsi protein kedelai dengan isoflavon telah terbukti dapat mencegah kerapuhan tulang pada tikus yang digunakan sebagai model untuk penelitian osteoporosis. Studi yang lain menunjukkan hasil yang sama pada saat menggunakan genistein saja. Ipriflavone, obat yang dimetabolisme menjadi daidzein telah terbukti dapat menghambat kehilangan kalsium melalui urine pada wanita post monopouse.
Produk kedelai yang mengandung isoflavon dapat membantu pengobatan simptom monopouse. Pada wanita yang memproduksi sedikit estrogen, isoflavon (phitoestrogen) dapat menghasilkan cukup aktivitas estrogen untuk mengatasi symptom akibat monopouse, misalnya hot flashes. Suatu penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengkonsumsi 48 gram tepung kedelai per hari mengalami gejala hot flashes 40 % lebih rendah. Dari segi epidemologi, wanita Jepang yang konsumsi isoflavonnya tinggi jarang dijumpai simptom post monopousal.
Wanita akan melalui masa puber, tahun-tahun reproduksi dan akhirnya menopause. Menopause merupakan proses penuaan yang alami akibat turunnya kandungan estrogen, dan terjadi pada tingkat ketika wanita berhenti evolusi dan menstruasi. Banyak wanita melalui masa transisi ini tanpa mengalami ketidaknyamanan, akan tetapi ada juga sejumlah wanita mengalami gejala-gejala yang tidak mengenakkan dan memerlukan dukungan. Menopause juga meningkatkan resiko penyakit jantung dan osteoporosis. Masa-masa pre-menopause dapat terjadi antara umur 45 ke 55 tahun, meskipun dapat terjadi juga diusia 40 tahun.
Menopause terjadi akibat turunnya level estrogen. Terdapat dua jenis hormon pada wanita yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Leteinizing Hormone (LH) yang diperlukan dan penting untuk perkembangan reproduksi yang normal, dan bersama-sama membantu produksiestrogen pada wanita. LH menstimulir produksi endrogen (suatu prekursor estrogen), sedangkan FSH menstimulasi perkembangan follikuler dan aktivitas enzim aromatase. Aromatase adalah enzim yang dapat merubah endrogen menjadi estrogen. Selama menopause berkurangnya suplai follikel menyebabkan hormon LH dan FSH yang tidak digunakan meningkat, yang membuat kadar estrogen menurun dan menghentikan proses mentruasi.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa wanita Asia tidak menderita terlalu berlebihan akibat simptom menopause dan lebih sedikit menderita penyakit degeneratif kronis yang disebabkan menopause. Kebiasaan makan orang Asia menyebabkan adanya perbedaan ini, khususnya konsumsi kedelai dan produk-produk kedelai. 
                                   
Isoflavon yang terdapat dalam kedelai, terbukti dapat meniru peranan dari hormon wanita yaitu estrogen. Estrogen berikatan dengan reseptor estrogen sebagai bagian dari aktivitas hormonal, menyebabkan serangkaian reaksi yang menguntungkan tubuh. Pada saat kadar hormon estrogen menurun, akan terdapat banyak kelebihan reseptor estrogen yang tidak terikat, walaupun afinitasnya tidak sebesar estrogen, isoflavon yang merupakan phitoestrogen dapat juga berikatan dengan reseptor tersebut. Jika tubuh mengkonsumsi isoflavon, misalnya dengan mengkonsumsi produk-produk kedelai, maka akan tejadi pengaruh pengikatan isoflavon dengan reseptor estrogen yang menghasilkan efek menguntungkan, sehingga mengurangi simptom menopause.
Kemampuan lain dari isoflavon adalah dapat menutupi atau memblokir efek potensial yang merugikan akibat produksi estrogen yang berlebihan dalam tubuh. Isoflavon dapat berfungsi sebagai estrogen selektif dalam pengobatan, menghasilkan efek menguntungkan (sebagai anti kanker dan menghambat atherosklerosis) tetapi tidak menimbulkan resiko (meningkatkan resiko kanker payudara dan endometrial) yang biasa dihubungkan dengan terapi pengganti hormon yang biasa dilakukan. Berdasarkan hal-hal diatas, isoflavon diduga mempunyai fungsi ganda terhadap menopause :
- Anti estrogenic effect pada saat hormon estrogen berlebihan, yang dapat menurunkan resiko kanker payudara pada pre-menopausal woman.
- Efek estrogenik pada saat estrogen alami berkurang jumlahnya, yang menguntungkan dalam mencegah penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan sistem vesomotor pada wanita pre- dan post-menopausal.
http://tekpan.unimus.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=107:soflavon-senyawa-pencegah-menopouse-dan-kangker-payudara

Permasalahan : 

1.  Pada artikel diatas dijelaskan kemampuan lain dari isoflavon adalah dapat menutupi atau memblokir efek potensial yang merugikan akibat produksi estrogen yang berlebihan dalam tubuh. yang ingin saya tanyakan Bagaimana cara  bioaktivitas isoflavonoid itu sendiri sehingga dapat menutupi atau memblokir efek potensial yang merugikan akibat produksi estrogen yang berlebihan dalam tubuh? 
2.lsoflavon rnemiliki struktur kimia yang sangat mirip dengan hormon estrogen dan obat osteoporosis ipriflavon yang rnerupakan isoflavon sintetis. Estrogen dan ipriflavon telah diketahui dapat rnelindungi densitas mineral tulang wanita postrnenopouse. yang ingin saya tanyakan  apakah isoflavon dalam kacang kedelai ini mengandung estrogen sehingga pengaruh bioaktivitas dapat menurunkan risiko kanker, mencegah penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan sistem vesomotor pada wanita pre- dan post-menopausal? jika iya apa alasannya, jika tidak mengapa?

3 komentar:

  1. Isoflavon merupakan fitoestrogen, artinya sumber nabati yang memiliki efek seperti estrogen dalam tubuh. Ada dua jenis isoflavon kedelai yaitu daidzein dan genistein. Aktivitas biologis isoflavon kedelai sangat tergantung bagaimana mereka dimetabolisme. Bakteri usus mungkin memecah daidzein menjadi senyawa yang tidak begitu mirip lagi dengan estrogen. Aksi paling menarik dari isoflavon kedelai adalah kemampuan mereka meniru estrogen dalam beberapa jaringan dan memblokir efek estrogen pada jaringan lain. Aktivitas anti-estrogenik inilah yang dianggap bisa berpotensi mengurangi risiko kanker yang terkait dengan hormon, misalnya kanker payudara, kanker rahim, dan kanker prostat. Jadi menurut saya, isoflavon yang telah dihasilkan dari mengkonsumi kedelai dapat langsung meniru fungsi kerja dari hormone estrogen.
    Isoflavon,, bermanfaat menggantikan kadar estrogen yang hilang saat wanita mencapai usia menopause. Sehingga rutin mengonsumsi isoflavon yang terkandung dalam kedelai sama saja dengan menjaga kadar estrogen tersebut."Saat menopause, estrogen kita rendah sementara reseptor masih ada, maka isoflavon bisa menggantikan estrogen tersebut. Hanya saja, bagi wanita yang telah menopause lebih dari 10 tahun, sudah dipastikan reseptornya telah mati sehingga mengonsumsi isoflavon pun belum tentu berguna. Paling baik, isoflavon banyak dikonsumsi oleh wanita menopause di bawah lima tahun di mana reseptor yang dimilikinya masih sangat bagus.

    BalasHapus
  2. baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan anda saudari febhe, dari beberapa artikel yang saya baca bahwa permasalahan yang pertama : bagaimana cara bioaktivitas isoflavonoid itu sendiri sehingga dapat menutupi atau memblokir efek potensial yang merugikan akibat produksi estrogen yang berlebihan dalam tubuh yaitu "sebelumnya Estrogen tidak saja berfungsi dalam sistem reproduksi, tetapi juga berfungsi untuk tulang, jantung, dan mungkin juga otak. Dalam melakukan kerjanya, estrogen membutuhkan reseptor estrogen (ERs) yang dapat “on/off” di bawah kendali gen pada kromosom yang disebut _-ER. Beberapa target organ seperti pertumbuhan dada, tulang, dan empedu responsif terhadap _-ER tersebut. Isoflavon, khususnya genistein, dapat terikat dengan _-ER. Walaupun ikatannya lemah, tetapi dengan β-ER mempunyai ikatan sama dengan estrogen (Pawiroharsono, 2007). Senyawa isoflavon terbukti mempunyai efek hormonal, khususnya efek estrogenik. Efek estrogenik ini terkait dengan struktur isoflavon yang dapat ditransformasikan menjadi equol. Dimana equol mempunyai struktur fenolik yang mirip dengan hormon estrogen. Mengingat hormon estrogen berpengaruh pula terhadap metabolisme tulang, terutama proses kalsifikasi, maka adanya isoflavon yang bersifat estrogenik dapat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses kalsifikasi. Dengan kata lain, isoflavon dapat melindungi proses osteoporosis pada tulang sehingga tulang tetap padat dan masif ((Pawiroharsono, 2007).

    Permasalahan ya ke 2 : IYA isoflavon dalam kacang kedelai ini mengandung estrogen sehingga pengaruh bioaktivitas dapat menurunkan risiko kanker, mencegah penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan sistem vesomotor pada wanita pre- dan post-menopausal, alasannya contohnya pada penyakit kardiovaskuler diamana isoflavon pada tempe yang aktif sebagai antioksidan, yaitu 6,7,4- trihidroksi isoflavon (Faktor-II), terbukti berpotensi sebagai anti kotriksi pembuluh darah (konsentrasi 5μg/ml) dan juga berpotensi menghambat pembentukan LDL (low density lipoprotein). Dengan demikian isoflavon dapat mengurangi terjadinya arterosclerosis pada pembuluh darah (Jha, 1997). Pengaruh isoflavon terhadap penurunan tekanan darah dan resiko CVD (cardio vascular deseases) banyak dihubungkan dengan sifat hipolipidemik dan hipokholesteremik senyawa isoflavon (Teramoto, et al. 2000).
    semoga bisa membantu permasalahan saudari... terimakasih :)

    BalasHapus
  3. Bagaimana isoflafonkaitan nya dengan menguatkan fungsi paru dan bagaiman dengan proses pemasakan apakah bisa merubah fungsi trm ksh

    BalasHapus