Kamis, 28 November 2013

PENENTUAN STRUKTUR FLAVONOID

 
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua tumbuhan.  Di dalam tumbuhan flavonoid biasanya berikatan dengan gula sebagai glikosida. Molekul yang berikatan dengan gula tadi disebut aglikon. Aglikon flavonoid terdapat dalam berbagai bentuk struktur,semuanya mengandung kerangka dasar dengan 15 atom karbon, dimana dua cincin benzen (C) terikat pada satu rantai propan (C3) sehingga membentuk suatu susunan (C6-C3-C6) dengan struktur 1,3-diarilpropan. Senyawa-senyawa flavonoid terdiri dari beberapa jenis, bergantung pada tingkat oksidasi rantai propan dari sistem 1,3-diarilpropan. 

Dari struktur diatas dapat diketahui bahwa flavonoid terdiri dari ikatan-ikatan sebagai berikut:
Ikatan rangkap karbon – karbon C=C (aromatik)
Ikatan rangkap karbon – oksigen C=O (keton)
Ikatan tunggal karbon oksigen C–O (eter)
Ikatan tunggal karbon –  hidrogen C – H (aromatik)
Ikatan tunggal oksigen – hidrogen O – H (fenol)
Dari ikatan-ikatan yang terdapat pada struktur flavonoid dapat diketahui kekhasan signal dan intensitas serapan pada spektrum IR:
Ikatan rangkap karbon – karbon C=C : mempunyai penyerapan cahaya pada daerah serapan  1500 – 1600 cm-1 dengan intensitas serapan sedang dan tajam.
Ikatan rangkap karbon – oksigen C=O : merupakan salah satu penyerapan yang sangat berguna, yang bisa ditemukan pada daerah sekitar 1705 1725  cm-1 dengan intensitas serapan kuat dan tajam.
Ikatan tunggal karbon oksigen C–O : mempunyai penyerapan dalam ‘daerah sidik jari’, yang yang bisa ditemukan pada daerah sekitar antara 1000 – 1300cm-1,dengan intensitas serapan lemah dan melebar.
Ikatan tunggal karbon –  hidrogen C – H  : mempunyai penyerapan cahaya yang terjadi pada daerah serapan 3050-3150 cm-1, dengan intensitas serapan lemah dan tajam akibat rentangan C – H aromatik.
Ikatan tunggal oksigen – hidrogen O – H : menyerap sinar yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi lingkungannya. Ikatan O – H ini akan sangat mudah dikenali dalam sebuah asam karena akan menghasilkan intensitas serapan lebar atau lembah yang sangat luas pada daerah sekitar 3200-3500 cm-1.

Senyawa flavonoid mempunyai struktur C6 – C3 – C6. Salah satu contoh flavonoid adalah Quercetin.
Dari struktur di atas maka dapat diketahui semua ikatan yang ada dalam quercetin. Yaitu: O – H, C – O, C = C, C – C, C = O, C – H.
Spektrum IR Kuersetin

Spektrum IR senyawa hasil isolasi memberikan informasi adanya puncak serapan gugus hidroksil pada bilangan gelombang 3369 cm. Gugus hidroksil ini merupakan regang -OH terikat (dapat berikatan hidrogen), OH terikat terlihat pada bilangan gelombang 3450-3200 cm yang membentuk pita lebar dengan intensitas yang kuat. Adanya gugus hidroksil ini juga diperkuat dengan munculnya ulur -C-O- pada daerah 1272-1143 cm. Pita serapan pada bilangan gelombang 2956 cm menunjukkan adanya regang C-H alifatik dan diperkuat dengan munculnya serapan pada 1498-1359 cm menunjukkan adanya ulur C-H. Adanya regang -C=O karbonil ditunjukkan oleh serapan pada bilangan gelombang 1658 cm. Pita serapan pada bilangan gelombang 1606 cm1 menunjukkan adanya regang -C=C-. Pita serapan pada bilangan gelombang 1574 cm mengindikasikan bahwa senyawa hasil isolasi merupakan senyawa aromatik, diperkuat dengan munculnya serapan pada bilangan gelombang 821 cm, mengindikasikan adanya dua H yang bertetangga dalam cincin aromatik.

Quercetin dengan IR
Identikasi senyawa hasil isolasi Flavonoid Kuersetin dari Tumbuhan Benalu Teh (Scurullaatropurpureea BL. Dans) dengan teknik spektroskopi

 Flavonoid dari ekstrak metanol tumbuhan benalu teh. Tahap awal isolasi senyawa avonoid dari tumbuhan benalu teh dilakukan dengan metode maserasi meng-gunakan pelarut metanol. Pemisahan dan pemurnian senyawa dilakukan dengan teknik kromatografi kolom vakum dan kromatografi  kolom gravitasi. Penentuan kemurnian senyawa hasil isolasi dilakukan dengan kromatografri lapis tipis dan penentuan titik leleh. Identifikasi senyawa hasil isolasi dilakukan dengan spektrofotometer ultraviolet dan spektrofotometer inframerah.

Prosedur Penelitian
Ekstraksi dan isolasi. Benalu teh dikumpulkan dari perkebunan teh Pagar Alam Sumatera Selatan.
Sampel dikeringanginkan kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering. Bubuk kering benalu teh sebanyak 1 kg dimaserasi dengan metanol sebanyak 3 2; 5 liter. Maserat dipekatkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental metanol sebanyak 20 g.

Uji kemurnian dan identifikasi senyawa hasil isolasi
 
Kemurnian senyawa hasil isolasi diuji dengan KLT dan uji titik leleh. Senyawa hasil isolasi
dikatakan murni jika memperlihatkan satu noda pada pola KLT dengan berbagai variasi campuran eluen dan memperlihatkan range titik leleh yang sempit (< 2 C). Senyawa murni dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV, spektrofotometer Inframerah, untuk mengidentifikasi struktur senyawa
avonoid hasil isolasi.

Fraksi E4;2;2 (F1) membentuk kristal dan memperlihatkan pola noda utama. Uji kemurnian dilakukan dengan kromatogra lapis tipis (KLT) menggunakan eluen yang berbeda yaitu mtc: aseton: metanol (6,5:3,5: 0,5), mtc: aseton (2: 8) dan mtc: metanol (8,5:1,5), masing-masing mempunyai harga Rf 0,5. 0,7 dan 0,5 (Tabel 1). Hasil KLT menunjukkan noda tunggal pada lampu UV dan berwarna kuning setelah diberi pereaksi penampak noda serium sulfat pada plat KLT (Gambar 1). 
Tabel 1: Data KLT senyawa hasil isolasi (F1) dengan berbagai eluen
       MTC Aseton Metanol Rf KLT
6 3,5 0,5 0,5 A
                2 8 0 0,7      B
                8,5 0 1,5 0,5 C
Uji kemurnian kristal F1 hasil isolasi dengan berbagai eluen menunjukkan noda tunggal, sehingga diduga 14408-34 kristal sudah murni. Pengukuran titik leleh kristal senyawa hasil isolasi memberikan nilai 177-179 C.Hasil ini lebih memperkuat dugaan bahwa kristal sudah murni. Hasil uji tokimia yang dilakukan terhadap senyawa hasil isolasi dengan logam Mg dan HCl memperlihatkan warna merah. Hal ini mengindikasikan bahwa senyawa hasil isolasi tersebut adalah senyawa golongan  avonoid. Identifikasi senyawa hasil isolasi dengan teknik spektroskopi :
Senyawa hasil isolasi (16 mg) berupa serbuk kuning. T.L. 177-179_C memberikan serapan UV _max (log ") pada pita I 348 nm dan pita II 255 nm. Spektrum UV senyawa hasil isolasi (F1) dalam pelarut
metanol menunjukkan serapan maksimal pita I pada panjang gelombang 348 nm yang berasal dari cincin B yang terkonjugasi dengan gugus karbonil menbentuk sistem sinamoil. Pada pita II serapan maksima muncul pada panjang gelombang 255 nm yang berasal dari konjugasi sistem benzoil pada cincin A[4]. Ini termasuk dalam jarak panjang maksimum avonol dengan 3-OH tersubstitusi. Keterangan diatas menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi F1 adalah avonoid kelompok avonol. Penambahan NaOH pada senyawa hasil isolasi menyebabkan terjadinya pergeseran batokromik sebesar 39 nm (pita I) dengan kekuatan serapan yang meningkat yang menunjukkan adanya 4'-OH , serta terbentuknya pita baru pada 338 nm menunjukkan adanya gugus 7-OH. Penambahan pereaksi geser NaOAc menyebabkan pergeseran batokromik 16 nm pada pita II menunjukkan gugus 7-OH. Dan setelah penambahan NaOAc+asam borat menyebabkan pergeseran pada pita 1 kearah batokromik sebesar 20 nm menunjukkan gugus orto-diOH pada cincin B karena pada gugus ini terbentuk kompleks dengan asam borat. Penambahan pereaksi geser AlCl3 digunakan untuk menunjukkan terbentuknya kompleks tak tahan asam dengan gugus orto dihidroksil,terjadi pergeseran.
Berdasarkan analisa data spektrum UV diduga senyawa F1 adalah golongan avonoid yang tersubstitusi 3,3',4',5 dan 7. Pengukuran serapan senyawa hasil isolasi (F1) dengan spektroskopi IR menunjukkan serapan karakteristik pada bilangan gelombang.
Spektrum IR senyawa hasil isolasi memberikan informasi adanya puncak serapan gugus hidroksil pada bilangan gelombang 3369 cm. Gugus hidroksil ini merupakan regang -OH terikat (dapat berikatan hidrogen), OH terikat terlihat pada bilangan gelombang 3450-3200 cm yang membentuk pita lebar dengan intensitas yang kuat. Adanya gugus hidroksil ini juga diperkuat dengan munculnya ulur -C-O- pada berbagai eluen
_max
Pita    MeOH     NaOH     NaOAc     NaOAc+ AlCl3     AlCl3      As.Boraks +HCl
I            348           387         352               368                   421             399
II          255           338          340               260                  340              270
III         204           271           263              203                  274              204

daerah 1272-1143 cm. Pita serapan pada bilangan gelombang 2956 cm menunjukkan adanya regang C-H alifatik dan diperkuat dengan munculnya serapan pada 1498-1359 cm menunjukkan adanya ulur C-H. Adanya regang -C=O karbonil ditunjukkan oleh serapan pada bilangan gelombang 1658 cm. Pita serapan pada bilangan gelombang 1606 cm menunjukkan adanya regang -C=C-. Pita serapan pada bilangan gelombang 1574 cm mengindikasikan bahwa senyawa hasil isolasi merupakan senyawa aromatik, diperkuat dengan munculnya serapan pada bilangan gelombang 821 cm mengindikasikan adanya dua H yang bertetangga dalam cincin aromatik.

Tabel 3: Karakteristik gugus-gugus dari spektrum IR
senyawa hasi isolasi F1 (k adalah bilangan gelombang)

k (cm)            Pita         Intensitas     Gugus Dugaan    
3369             Lebar           Kuat           Regang O-H
2956             Tajam         Sedang         Regang C-H alifatik
1658              Tajam         Kuat            Regang C=O
1606              Tajam         Kuat            Regang C=C
1574              Tajam         Sedang         Regang C=C Ar
1498-1359     Tajam         Sedang         Ulur C-H
1272-1143     Tajam         Sedang         Ulur C-O
821                 Tajam         Sedang         Ulur C=C-H Ar

Berdasarkan spektrum UV dan IR diduga bahwa senyawa hasil isolasi (F1) merupakan senyawa golongan avonoid yang tersubstitusi oleh gugus alifatik dan gugus karbonil dengan usulan struktur sebagaimana Gambar




Kesimpulan

Sebanyak 16 mg serbuk kuning dengan titik leleh 177-179 C telah berhasil diisolasi dari 20 g ekstrak
kental metanol tumbuhan benalu teh (Scurulla at- ropurpurea. BL. Dans). Berdasarkan analisa spek- troskopi dan uji tokimia diduga senyawa hasil isolasi adalah 3,3',4',5,7-pentahidroksi
avon (Kuersetin) dengan struktur gambar di bawah ini : . 
 
Struktur 3, 3', 4', 5, 7 – pentahidroksi  Flavon (quersetin)

Permasalahan :
  
 
1. Penambahan NaOH pada senyawa hasil isolasi menyebabkan terjadinya pergeseran batokromik sebesar 39 nm (pita I) dengan kekuatan serapan yang meningkat yang menunjukkan adanya 4'-OH , serta terbentuknya pita baru pada 338 nm menunjukkan adanya gugus 7-OH. Penambahan pereaksi geser NaOAc menyebabkan pergeseran batokromik 16 nm pada pita II menunjukkan gugus 7-OH. Dan setelah penambahan NaOAc+asam borat menyebabkan pergeseran pada pita 1 kearah batokromik sebesar 20 nm menunjukkan gugus orto-diOH pada cincin B. dari uraian diatas, yang jadi masalah saya, apakah keterkaitan atau hubungan antara penambahan suatu reaksi yang dapat mempengaruhi  atau menyebabkan terjadinya pergeseran suatu serapan? dan bagaimana pergeseran tersebut dapat menunjukkan adanya gugus-gugus yang berbeda-beda seperti gugus 4-OH, Orto-diOH? 
 
2.  Pada 1498-1359 cm menunjukkan adanya ulur C-H, Pita serapan pada bilangan gelombang 1606 cm1 menunjukkan adanya regang -C=C, darimana kita bisa mengetahui adanya ulur atau adanya regang dalam penentuan struktur flavonoid dgn spektrum IR?

Minggu, 24 November 2013

BIOAKTIVITAS NIKOTIN

NIKOTIN

Nikotin adalah suatu alkaloid dengan nama kimia 3-(1-metil-2-pirolidil) piridin. Saat diekstraksi dari daun tembakau, nikotin tak berwarna, tetapi segera menjadi coklat ketika bersentuhan dengan udara. Nikotin dapat menguap dan dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan.
                                             


Nikotin adalah bahan alkaloid toksik yang merupakan senyawa amin tersier, bersifat basa lemah dengan pH 8,0. Pada pH tersebut, sebanyak 31% nikotin berbentuk bukan ion dan dapat melewati membran sel. Pada pH ini nikotin berada dalam bentuk ion dan tidak dapat melewati membran secara cepat sehingga di mukosa pipi hanya terjadi sedikit absorpsi nikotin dari asap rokok.

Nikotin adalah zat alkaloid yang ada secara natural di tanaman tembakau. Nikotin juga didapati pada tanaman-tanaman lain dari famili biologis Solanaceae seperti tomat, kentang, terung dan merica hijau pada level yang sangat kecil dibanding pada tembakau. Zat alkaloid telah diketahui memiliki sifat farmakologi, seperti efek stimulan dari kafein yang meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.


  Metabolisme Nikotina

Alkaloid nikotin mengalami proses metabolisme, yaitu suatu proses dimana nikotin mengalami perubahan struktur karena adanya senyawa–senyawa kimia di sekitarnya. Proses metabolisme nikotin dalam tembakau disajikan dalam gambar 4.






Sebagian besar in vivo metabolit dari nikotin adalah konitin laktam. Transformasi metabolit ini mewakili semua oksidasi 4–elektron. Studi in vitro menunjukkan hilangnya nikotin dari campuran inkubasi tidak dihambat, walaupun pembentukan nikotin diblok secara sempurna.
Metabolisme oksidatif pada nikotin dengan pembuatan mirkosomal hati kelinci dengan adanya ion sianida ditunjukkan dengan adanya isomer kedua senyawa siano nikotin. Pembentukan struktur N-(sianometil) nornikotin didapatkan dari penyerangan nukleofilik oleh ion sianida pada senyawa antara jenis metil iminium. Senyawa ini dibentuk dengan ionisasi jenis N hidroksimetil nornikotin. Senyawa antara karbinolamin yang sama terlihat pada N-demetilasi dari nikotin menjadi nornikotin (Wolff, 1994).

 NIKOTIN SEBAGAI ALTERNATIF INHIBITOR

 "Back to Nature (kembali ke alam)" merupakan istilah yang digunakan oleh banyak orang, agar masyarakat kembali memanfaatkan bahan-bahan kimia yang telah disediakan oleh alam dan bukan bahan sintetis. Trend back to nature ini didasarkan oleh berbagai kekurangan, keamanan, dan bahaya kesehatan dari penggunaan yang terus menerus dari bahan kimia sintetis. Contoh sederhananya adalah dalam bidang pertanian, dimana banyak petani dan konsumen lebih memilih hasil pertanian yang dipupuk dengan mengunakan pupuk alami (kompos/kotoran ternak) dibandingkan dengan pupuk sintetis.
Salah satu alternatifnya adalah ekstrak bahan alam khususnya senyawa yang mengandung atom N, O, P, S, dan atom-atom yang memiliki pasangan elektron bebas. Unsur-unsur yang mengandung pasangan elektron bebas ini nantinya dapat berfungsi sebagai ligan yang akan membentuk senyawa kompleks dengan logam. Dari beberapa hasil penelitian seperti Fraunhofer (1996), diketahui bahwa ekstrak daun tembakau, teh dan kopi dapat efektif sebagai inhibitor pada sampel logam besi, tembaga, dan alumunium dalam medium larutan garam. Keefektifan ini diduga karena ekstrak daun tembakau, teh, dan kopi memiliki unsur nitrogen yang berfungsi sebagai pendonor elektron terhadap logam Fe2+ untuk membentuk senyawa kompleks. Oleh karena itu nikotin dapat digunakan sebagai inhibitor yang diperoleh dari ekstrak daun tembakau.
Pada senyawa nikotin di atas terdapat amin tersier, sehingga unsur nitrogen tersebut yang berfungsi sebagai pendonor elektron terhadap logam Fe2+ untuk membentuk senyawa kompleks, yang akibatnya bisa menghambat laju korosi.

 Efektivitas nikotina sebagai inhibitor korosi tidak terlepas dari kandungan nitrogen yang terdapat dalam senyawaan kimia nikotin. Unsur nitrogen yang dikandung berfungsi sebagai pendonor elektron terhadap logam Fe2+ untuk membentuk senyawa kompleks.
Dari gambar dibawah ini dapat kita lihat bahwa, nitrogen yang bereaksi dengan Fe2+ adalah nitrogen yang berada pada ikatan rangkap

 




NIKOTIN PADA ROKOK
Nikotin rokok akan menciptakan reaksi biokimia dalam tubuh anda, yang dengan cepat memberi efek pada ‘mood’ anda, metabolisme tubuh dan kemampuan bertindak. Semakin banyak asap yang anda hirup, semakin banyak pula ketergantungan kimiawi tubuh anda. Para perokok juga bisa menjadi pecandu yang selalu tergantung pada rokok disebabkan oleh pengaruh psikologis yang ditimbulkan nikotin. Jika hal ini terjadi, rokok akan bisa mempengaruhi sikap dan perasaan seseorang pada situasi tertentu.
Nikotin rokok dapat merespon otak untuk memerintahkan tubuh membuat zat endorphin lebih banyak. Endorphin merupakan senyawa protein atau tepatnya sebagai body’s natural pain killer. Struktur kimia Endorphin hampir sama dengan morphine yang merupakan painkiller kelas atas. Endorphin dapat membuat seseorang merasa relaks dan euphoria.
Nikotin rokok dalam jangka panjang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yang mengakibatkan si perokok (walaupun sudah lama berhenti merokok) sangat rentan terhadap stroke dan serangan jantung. Hal ini disebabkan rusaknya pembuluh arteri dalam darah, yang salah satu fungsinya mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.


PERMASALAHAN  

 Efektivitas nikotina sebagai inhibitor korosi tidak terlepas dari kandungan nitrogen yang terdapat dalam senyawaan kimia nikotin. Unsur nitrogen yang dikandung berfungsi sebagai pendonor elektron terhadap logam Fe2+ untuk membentuk senyawa kompleks.
Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa, nitrogen yang bereaksi dengan Fe2+ adalah nitrogen yang berada pada ikatan rangkap, yang ingin sy tanyakan kenapa nitrogen yang bereaksi dengan Fe2+ adalah nitrogen yang berada pada ikatan rangkap? bisakah anda juga menjelaskan bagaimana mekanisme amin tersier yang ada dalam nikotin dalam menghambat terjadinya korosi ?

Minggu, 17 November 2013

BIOAKTIVITAS ALKALOID PADA KAFEIN

KAFEIN

Kafein 1,3,7-trimetil-1H-purin-2,6(3H,7H0-dion, rumus molekul C8H10N4O2, merupakan alkaloid ksantin (purin), terutama di temukan dalam daun teh (Camelia sinensis) dan biji kopi (Coffee arabica). Kafein memiliki sifat fisis seperti berbentuk Kristal dengan warna putih, memiliki titik leleh 234ยบC, larut dalam air (15 mg/mL) dan kloroform serta memiliki rasa yang agak pahit (British Pharmacopeia, 1993).
Kafein merupakan senyawa alkaloid dari keluarga methylxanthine yang dapat ditemukan dalam daun, biji ataupun buah dari hampir 63 spesies tanaman di dunia. Sumber kafein yang paling sering ditemukan adalah kopi, biji kokoa, kacang kola, dan daun teh (Wanyika et al, 2010).
Kafein merupakan stimulan sistem saraf pusat dan stimulan metabolik yang poten, dan digunakan untuk bersenang-senang atau untuk menghilangkan kecapekan fisik, serta untuk mengembalikan kewaspadaan mental. Kafein pertama merangsang sistem saraf pusat pada level yang tinggi menghasilkan kewaspadaan yang meningkat, alir pikiran yang lebih jernih dan lebih cepat, konsentrasi yang meningkat, dan koordinasi tubuh yang lebih baik. Kafein juga digunakan dengan ergotamine dalam pengobatan migraine dan sakit kepala, dan juga untuk mengatasi rasa kantuk yang disebabkan oleh antihistamin (Sarker dan L.Nahar, 2009).
                                                

Dari beberapa literatur, diketahui bahwa kopi dan teh banyak mengandung kafein dibandingkan jenis tanaman lain, karena tanaman kopi dan teh menghasilkan biji kopi dan daun teh dengan sangat cepat, sementara penghancurannya sangat lambat. Berikut adalah kandungan kafein dalam beberapa produk :

Produk
Kandungan Kafein
Secangkir Kopi
Secangkir Teh     
Sebotol Coca-cola
Minuman energi (Kratingdaeng, M-150, Galin Bugar, dll)
Kopi Instan
Kopi Moka (mentah)
Kopi Moka (sangrai)
Kopi Robusta Jawa
Kopi Arabika
Kopi Liberika (mentah)
Kopi Liberika (sangrai)
85 mg
35 mg
35 mg
50 mg
2.8 – 5.0%
1.08%
0.82%
1.48%
1.16%
1.59%
2.19%
(Hermanto, 2007)


Efek Farmakologis (Manfaat)
Kafein merupakan suatu stimulant (memicu terbentuknya) sistem saraf pusat dan metabolit, yang keduanya dikeluarkan dan secara medis dapat mengurangi rasa capek dan mengembalikan mental saat lemah. Kafein untuk stimulat pada system saraf pusat terjadi pada saat konsentrasi tinggi, sehingga meningkatkan kewaspadaan / kesiapan dan kemampuan jelajah, kecepatan, fokus serta koordinasi terhadap tubuh yang baik. Dalam tubuh, kafein dimetabolisme menjadi beberapa senyawa yang dapat dilihat pada gambit dibawah ini:
Gambar 2. Metabolism kafein dalam tubuh
Kafein dimetabolisme dalam hati menjadi tiga metabolit primer, yaitu: paraxanthine (84%), theobromine (12%), and theophylline (4%). Kafein diabsorbsi (diserap) oleh lambung dan usus halus 45 menit setelah pemberian. Fungsi ketiga metabolit tersebut didalam tubuh adalah sebagai berikut:
1. Paraxanthine (84%): untuk meningkatkan lipolisis (lisis terhadap lemak), dan meningkatkan gliserol dan asam lemak bebas dalam plasma darah.
2. Theobromine (12%): memperlebar pembuluh darah dan meningkatkan volume urin.
3. Theophylline (4%): relaksasi otot halus pada bronkus, dan digunakan untuk mengobati penyakit asma.
Kebutuhan kafein yang tepat untuk menghasilkan efek, bervariasi terhadap masing-masing orang tergantung pada ukuran tubuh dan derajat toleransinya terhadap kafein. Mengkonsumsi kafein tidak mengurangi keperluan untuk tidur, tetapi hanya untuk mengurangi rasa capek.
Kafein dapat dikeluarkan dari otak dengan cepat, tidak seperti alkohol atau perangsang sistem saraf pusat yang lain. Pengambilan kafein secara berkelanjutan akan menyebabkan badan menjadi toleran dengan kehadiran kafein. Oleh itu, jika pengambilan kafein diberhentikan (proses ini dinamakan “penarikan” atau “tarikan”), badan menjadi terlalu sensitif terhadap adenosin menyebabkan tekanan darah turun secara mendadak yang seterusnya mengakibatkan sakit kepala dan sebagainya. 

Efek Negatif ( Racun)
Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan intoksikasi kafein. Gejala penyakit inii ialah keresahan, kerisauan, insomnia, keriangan, muka merah, kerap kencing (diuresis), dan masalah gastrointestial. Gejala-gejala ini bisa terjadi walaupun hanya 250 mg kafein yang diambil. Jika lebih 1 g kafeina diambil dalam satu hari, gejala seperti kejangan otot (muscle twitching), kekusutan pikiran dan perkataan, aritmia kardium (gangguan pada denyutan jantung) dan bergejolaknya psikomotor (psychomotor agitation) bisa terjadi. Intoksikasi kafein juga bisa mengakibatkan kepanikan dan penyakit kerisauan.
Pengambilan kafein secara berkelanjutan akan menyebabkan badan menjadi toleran dengan kehadiran kafein. Oleh itu, jika pengambilan kafein diberhentikan (proses ini dinamakan “penarikan” atau “tarikan”), badan menjadi terlalu sensitif terhadap adenosin menyebabkan tekanan darah turun secara mendadak yang seterusnya mengakibatkan sakit kepala dan sebagainya.

                  Kafein dapat merangsang pelepasan bahan-bahan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar dalam tubuh. Kafein mempunyai efek terhadap kecepatan dan kekuatan kontraksi otot polos terutama pada usus dan saluran kemih, kafein juga mempengaruhi mood atau perasaan seseorang sehingga pada tahap tertentu menyebabkan depresi, gelisah, cepat marah, gugup, mudah mengantuk dan mudah capek.
Kafein juga mempunyai efek yang lain yaitu menghambat proliferasi sel-sel pembentuk tulang atau osteoblas. Adanya hambatan tersebut diduga dapat menyebabkan osteoporosis. Osteoporosis merupakan penyakit tulang sistemik yang dapat mengenai keseluruhan tulang. Efek dari konsumsi kafein terhadap tulang, melibatkan penghambatan aktivitas osteoblas secara langsung maupun tidak langsung. Keseimbangan mineral tulang diatur oleh aktivitas dari osteoblas.
 
 Selain kafein, kopi juga mengandung senyawa antioksidan dalam jumlah yang cukup banyak. Adanya antioksidan dapat membantu tubuh dalam menangkal efek pengrusakan oleh senyawa radikal bebas, seperti kanker, diabetes, dan penurunan respon imun. Beberapa contoh senyawa antioksidan yang terdapat di dalam kopi adalah polifenol, flavonoid, proantosianidin, kumarin, asam klorogenat, dan tokoferol. Dengan perebusan, aktivitas antioksidan ini dapat ditingkatkan.
      Kopi sebuah minum favorit yang disukai banyak kalangan, meskipun demikian kopi juga memiliki efek negatif dan positif bagi kesehatan. Efek negatif kopi dapat terjadi karena racikan yang kurang tepat. Jika diracik dengan baik, kopi memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan.

 1. Melindungi jantung.
Peminum kopi yang mengonsumsi 1-2 cangkir kopi hitam per hari memiliki risiko terkena stroke lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak minum kopi. Hal ini disebabkan oleh adanya antioksidan yang terkandung dalam kopi.

2. Mencegah diebetes
Antioksidan kopi, khususnya asam klorogenat dan guinides, memainkan peranan untuk meningkatkan sel tubuh terhadap insulin yang membantu mengatur gula darah. Faktanya, orang yang minum kopi setiap harinya memiliki risiko lebih rendah terkena 2 tipe diabetes, menurut beberapa penelitian.

3. Menjaga kesehatan hati
Kopi juga bisa meminimalkan risiko munculnya sirosis dan penyakit hati lainnya. Satu analisa dari sembilan penelitian menemukan bahwa kopi bisa menurunkan risiko kanker hati sebanyak 43%. Hal ini karena peran antioksidan dan kafein di dalamnya.

4. Meningkatkan kekuatan otak
Minum kopi secara teratur juga dapat membantu mengurangi risiko demensia dan Alzheimer, sama halnya seperti Parkinson. Antioksidan yang terkandung di dalam kopi menangkal kerusakan sel otak dan membantu jaringan saraf untuk bekerja lebih maksimal sehingga otak bekerja lebih baik.

5. Membantu menghilangkan sakit kepala
Penelitian membuktikan, 200 miligram kafein dapat membantu menghilangkan sakit kepala, termasuk migrain. Walaupun begitu belum ada penelitian yang membuktikan bagaimana cara kafein menghilangkan sakit kepala, namun para peneliti meyakini bahwa kafein meningkatkan aktivitas sel otak yang mengakibatkan pembuluh darah di sekitarnya menegang.
"Penegangan pembuluh darah ini membantu menghilangkan tekanan yang mengakibatkan rasa sakit," ujar Robert Shapiro, M.D., Ph.D., profesor saraf dan Director the Headache Clinic dari Universitas Vermont Medical School.
Namun, di balik kenikmatannya, kopi menyimpan efek negatif bagi mereka yang tidak mengetahui cara minum kopi yang baik. Minum kopi berlebihan bisa menimbulkan dampak buruk, antara lain, meningkatnya kadar kolesterol jahat dan trigliserida yang akan membuat darah lebih pekat.
Selain itu, kopi akan sangat berbahaya bagi penderita tekanan darah tinggi, karena kafein dapat meningkatkan tekanan darah secara tiba-tiba. Bagi wanita hamil, kopi dapat meningkatkan risiko kematian pada bayi. Kopi pun mengakibatkan tulang keropos. Bagi penderita maag, kopi adalah musuh besar yang harus dihindari karena kafein meningkatkan produksi asam lambung. Kopi pun membuat gelisah, insomnia, dan tremor (tangan bergetar).
Untuk dapat menghindari efek negatif pada kopi, pilih racikan kopi tanpa tambahan gula dan susu, serta mengurangi dosis kopi yang Anda minum setiap harinya. Selain itu, pilih juga jenis kopi yang tanpa kafein. Dan agar 'racun' dalam kopi bisa diminimalisasi, jangan lupa untuk selalu konsumsi 2 gelas air putih untuk setiap satu cangkir kopi yang Anda minum.
 
PERMASALAHAN :
 
1. Pada artikel sy diatas bahwa Kafein juga mempunyai efek yang lain yaitu menghambat proliferasi sel-sel pembentuk tulang atau osteoblas. Adanya hambatan tersebut diduga dapat menyebabkan osteoporosis. yang ingin sy tanyakan bagaimana kerja aktivitas kafein dalam menghambat poligerasi sel-sel pembentuk tulang sehingga dpt menyebabkan osteoporosis?
 
2. Peminum kopi yang mengonsumsi 1-2 cangkir kopi hitam per hari memiliki risiko terkena stroke lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak minum kopi. Hal ini disebabkan oleh adanya antioksidan yang terkandung dalam kopi. yang ingiin sy tanyakan bagaimana kerja antioksidan pada kopi sehingga risiko terkena strokenya lebih rendah dibandingkan yang tidak minum kopi?  
Salah satu untuk dapat menghindari efek negatif pada kopi, pilihlah racikan kopi tanpa tambahan gula dan susu, yang ingin sy tanyakan lg bagaimana pendapat anda tentang produk2 kopi seperti whitecoffe, dan produk2 kopi yg begitu populer sekarang yang didalamnya juga terdapat racikan gula, susu, dan kopi didalamnya apakah itu juga memberi efek negatif yg besar untuk tubuh kita? jelaskan alasan anda.

TERIMAKASIH.