Jumat, 27 September 2013

KEREAKTIFAN DAN ISOLASI TERPENOID PADA TANAMAN JAHE

PENDAHULUAN

Ekstraksi senyawa terpenoid dilakukan dengan dua cara yaitu: melalui sokletasi dan maserasi. Sokletasi dilakukan dengan melakukan disokletasi pada serbuk kering yang akan diuji dengan 5L n-hexana. Ekstrak n-hexana dipekatkan lalu disabunkan dalam 50 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktifitas bakteri. Teknik maserasi menggunakan pelarut methanol. Ekstrak methanol dipekatkan lalu lalu dihidriolisis dalam 100 mL HCl 4M.hasil hidrolisis diekstraksi dengan 5 x 50 mL n-heksana. Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan dalam 10 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktivitas bakteri. Uji aktivitas bakteri dilakukan dengan pembiakan bakteri dengan menggunakan jarum ose yang dilakukan secara aseptis. Lalu dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 2mL Meller-Hinton broth kemudian diinkubasi bakteri homogen selama 24 jam pada suhu 35°C.suspensi baketri homogeny yang telah diinkubasi siap dioleskan pada permukaan media Mueller-Hinton agar secara merata dengan menggunakan lidi kapas yang steril. Kemudian tempelkan disk yang berisi sampel, standar tetrasiklin serta pelarutnya yang digunakan sebagai kontrol. Lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C. dilakukan pengukuran daya hambat zat terhadap baketri.

KEREAKTIFAN DAN ISOLASI TERPENOID YANG TERKANDUNG DALAM TANAMAN JAHE 


 Terpenoid merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Terpenoid secara luas tersebar di alam, sebagian besar ditemukan di tumbuhan tingkat tinggi. Terpenoid terdiri atas beberapa senyawa antara lain minyak atsiri yang tersusun atas monoterpenoid, seskuiterpenoid yang mudah menguap; Triterpenoid yang sukar menguap; Triterpenoid dan steroid yang tidak menguap dan pigmen karetonoid.
                                      
                                        




Jahe merupakan rimpang dari tanaman bernama ilmiah Zingiber Officinale Roscoe.
Jahe sering kita temui sehari-hari. Banyak manfaat yang kita dapat dari penggunaan jahe. Diantaranya sebagai bumbu masak, pemberi aroma, dan rasa pada roti, kue, biscuit, kembang gula, serta berbagai minuman (bandrek, sekoteng, dan sirup). Jahe juga dapat digunakan pada obat tradisional sebagai obat sakit kepala, obat batuk, masuk angin,untuk mengobati gangguan pada saluran pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat antimual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari perut), kolera, diare, sakit tenggorokan, difteria, neuropati, sebagai penawar racun ular dan sebagai obat luar untuk mengobati gatal digigit serangga, keseleo, bengkak serta memar. Kandungan senyawa dalam jahe ada 2 golongan senyawa berdasarkan kemudahan menguap, yaitu golongan senyawa volatil (mudah menguap) dan golongan non-volatil. Senyawa yang menyebabkan pedas diatas merupakan senyawa non-volatil.
Jika kita menumbuk seruas jahe, maka akan timbul aroma khas yang kuat, dan jika kita hirup akan memberi suasana hangat di hidung kita. Aroma khas ini berasal dari minyak atsiri yang terkandung didalamnya. Minyak astiri merupakan senyawa volatil atau mudah menguap, sehingga baunya tercium oleh hidung kita. Minyak ini juga menyebabkan rasa jahe yang khas. Minyak atsiri dalam jahe merupakan gabungan dari senyawa terpenoid yang terdiri dari senyawa-senyawa seskuiterpena, zingiberena, bisabolena, sineol, sitral, zingiberal (ada yang menyebut zingiberol, tapi keduanya adalah senyawa berbeda; zingiberal mengandung gugus aldehid, sedangkan zingiberol mengandung gugus hidroksida,-OH), felandren (phellandrena),borneol, sitronellol, geranial, linalool, limonene, kamfena. Minyak atsiri yang terkandung dalam jahe antara 1 sampai 3 %. Jahe menghambat agregasi platelet sehingga dapat mencegah serangan jantung dan stroke (Srivastava, et al, 1964). Pemberian jahe terhadap pasien dengan penyakit arteri koroner menyebabkan pasien tersebut menghasilkan penurunan dalam agregasi platelet (Bordia, A, 1997). Tingginya kandungan mineral ini dalam jahe membuat jahe cocok sebagai obat kejang otot, depresi, hipertensi, lemah otot, kebingungan, perubahan kepribadian, mual, kekurangan koordinasi dan penyakit gastrointestinal. Tingginya kandungan potassium dalam jahe akan melindungi tubuh dari kedinginan, kelumpuhan, sterilitas, kelemahan otot, lesu mental, kebingungan, kerusakan ginjal dan kerusakan hati.
PERMASALAHAN :
1.  Mengapa harus menggunakan pelarut n-heksana dalam sokletasi isolasi senyawa terpenoid?
2.  dari artikel diatas tentang Kereaktifan dan isolasi senyawa terpenoid yang terkandung dalam tanaman jahe yang ingin saya tanyakan  Bagian gugus apa dari senyawa terpenoid pada jahe yang di isolasi menjadi obat untuk menurunkan agregasi platelet sehingga dapat mencegah serangan jantung dan stroke? dan bagaimana pengaruh kereaktifan gugus dari senyawa terpenoid tersebut dalam menurunkan agregasi platelat serta dapat mencegah serangan jantung dan stroke?

4 komentar:

  1. saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda yang no 1 :
    Ekstrak kental positif triterpenoid harus di lakukan uji dengan teknik KLT adalah untuk memilih eluen apa yang sesuai untuk digunakan menguji senyawa tersebut. Untuk menentukan pelarut yang tepat untuk digunakan memisahkan senyawa yang ada
    Menggunakan pelarut n-heksana untuk merendamkan sampel agar sampel tercampur dan mudah untuk dipisahkan dari senyawa yang akan diambil, yaitu terpenoid.

    BalasHapus
  2. baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda yg no 2,,
    menurut saya gugus tersebut yaitu gingerol.
    Komponen yang paling utama adalah gingerol yang bersifat
    antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung.
    Gingerol juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.
    semoga dapat membantu

    BalasHapus
  3. Menurut saya untuk mengetahui gugus mana yang aktif, kita harus menguji semua komponen yang ada dengan pelarut mana yang cocok.
    saya hanya menambahkan sedkit.
    Jahe menghambat agregasi platelet sehingga dapat mencegah serangan jantung dan stroke (Srivastava, et al, 1964). Pemberian jahe terhadap pasien dengan penyakit arteri koroner menyebabkan pasien tersebut menghasilkan penurunan dalam agregasi platelet (Bordia, A, 1997). Magnesium, kalsium dan fosfor berfungsi bersama-sama dalam pembentukan tulang, kontraksi otot dan transmisi syaraf. Tingginya kandungan mineral ini dalam jahe membuat jahe cocok sebagai obat kejang otot, depresi, hipertensi, lemah otot, kebingungan, perubahan kepribadian, mual, kekurangan koordinasi dan penyakit gastrointestinal.
    Potasium juga mengatur tekanan darah dan detak jantung.
    karena di dalam jahe terkandung zat kimia sejenis antikoagulan yang menghambat proses pembekuan atau penggumpalan darah.
    terima kasih

    BalasHapus
  4. baiklah saya akan menambahkan sedikit dari jawaban saya, saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh saudari putri bahwa untuk mengetahui gugus mana yang aktif, kita harus menguji semua komponen yang ada dengan pelarut mana yang cocok.Kita juga harus mengetahui jenis terpenoid apa yang terdapat dalam jahe apakah monoterpenoid, seskuiterpenoid yang mudah menguap; Triterpenoid yang sukar menguap; Triterpenoid dan steroid yang tidak menguap atau pigmen karetonoid.
    untuk saat ini hanya itu saja yg dapat saya jelaskan. terima kasih

    BalasHapus